Berita

Waspadalah Terhadap KHV!

Jumat, 12 April 2019

Satu bulan lalu ada 2 laporan yaitu kematian pada ikan Mas sekitar 20% di kolam pemancingan Beton, Ponjong dan kematian ikan tawes berkisar 15% di tempat bapak Ratmin di wilayah Bejiharjo Karangmojo. Sehari kemudian petugas POSIKANDU drh Nurwahyudi dan petugas Pengawas Perikanan Radyo Wihatmono, SPi bekerja sama dengan Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budi daya (BPTPB) Cangkringan Surveilans dan pengambilan sampel ikan Mas di Beton Ponjong.

Ciri-ciri ikan tersebut mengalami kesulitan dalam bernafas, nafsu makan menurun, insang berwarna pucat dan kematian terus menerus setiap hari.

Hasil tes yang dikirim ke BPTPB Cangkringan ikan Mas Positif terkena KHV (Koi Herves Virus), sedangkan ikan tawes Negatif. Hasil ini menunjukan bahwa KHV sangat berbahaya terutam bagi pembudidaya ikan Mas dan ikan Koi. Oleh Karena itu kami berharap para pembidaya agar lebih jeli dalam berbudidya syukur para pembudidaya mempunyai sertifikat CKIB (Cara Karantina Ikan Baik). Syarat tersebut memang lebih sulit dibandingkan dengan CBIB tapi manfaatnya sangat besar bagi produktivitas perikanan. Disamping itu usaha yang paling tepat umtuk budidaya ikan adalah melakukan pencegahan penyakit. Tahun kemarin Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul mengalami kesulitan untuk mendapatkan vaksin. Semoga tahun ini Vaksin bisa kita dapatkan.

Pencegahan.

Usaha yang dapat dilakukan dengan mempertahankan kualitas air, dapat dilakukan dengan pergantian air secara rutin, pemberian probiotik serta pemberian kapur dolomite sebagai buffer terhadap perubahan pH. Selanjutnya vaksinasi adalah cara yang dapat mencegah terhadap penyakit KHV (Koi Herves Virus)

Penanggulangan

Cara yang dapat dialkukan dengan sterilisasi kolam ikan dengan pemberian FUMISID 20 ppm serta pemberian kapur 20 ppm untuk meningkatkan ph air dengan harapan Free living virus tidak cepat berkembang. Pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan.