Budidaya Lele di Kolam Bekas Galian Tambang Batu
Ikan lele dikenal sebagai ikan yang cukup toleran dengan kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun demikian, pertumbuhannya akan optimal pada kondisi yang bagus. Kolam yang digunakan pun bisa bermacam-macam. Kolam yang sering ditemui adalah kolam permanen dan kolam terpal. Selain itu ada pula kolam tanah dan kolam fiber serta kolam bekas galian batu.
Contoh kolam bekas galian tambang batu ada di dusun Wangon desa Serut kecamatan Gedagsari. Zainur Rohman, pembudidaya lele kolam bekas galian tambang batu saat ditemui di rumahnya Selasa 6/7/2019 menjelaskan kolamnya yang berukuran 1,5 x 10 m2 merupakan bekas galian tambang batu dan saat ini diisi benih lele sebanyak 1.500 ekor. Zainur Rohman menggunakan pakan pabrikan yang dibeli dari toko sarana pertanian dengan harga Rp 340.000,00 per sak isi 30 kg. Benih lele dibeli dari pasar ikan Cangkringan Sleman. Pada siklus budidaya sebelumnya, pembudidaya lele yang juga pedagang kayu bangunan ini mengaku mendapatkan laba bersih Rp 200.000,00.
Kendala teknis yang pernah dialami antara lain serangan penyakit mirip jamur pada awal budidaya, dan serangan hama regul atau linsang. Zainur Rohman pernah mengobati menggunakan obat komersial yang dibeli dari Jogja, dan hasilnya cukup bagus. Serangan penyakit berangsur-angsur hilang. Ketika disinggung serangan regul, bapak 2 anak ini mengaku pernah menembaknya namun tetap saja pada malam berikutnya datang lagi regul yang lain. Cara terbaik mengatasi regul kata Pak Zainur Rohman adalah dengan pemagaran. Dio.McS_
Berita Terkait
- BPKIL KKP Periksa Bakteri Kebal Obat di Bejiharjo
- Surveillans Ikan Koi di Ndalem Joglo Kuwarasan
- Ikan Asin Gunungkidul Diuji Formalin
- Pokdakan Mina Muda Mandiri Ikuti Sekolah Lapang Penyakit Ikan
- DKP Serahkan Bahan Ajar Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar (PIWK)