Berita

Peran Serta Masyarakat dalam Konservasi Penyu

Jumat, 11 Oktober 2019

Penyu merupakan reptile yang hidup di laut serta mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudera Pasifik dan Asia Tenggara. Dari tujuh jenis penyu di dunia, tercatat enam Janis penyu yang hidup di perairan Indonesia. Keberadaannya telah lama terancam, baik dari alam maupun kegiatan manusia yang membahayakan populasinya secara langsung maupun tidak langsung.

Pergeseran fungsi lahan yang menyebabkan kerusakan habitat pantai dan ruaya pakan, kematian penyu akibat kegiatan perikanan, pengelolaan teknik-teknik konservasi yang tidak memadai, perubahan iklim, penyakit, pengambilan penyu dan telurnya serta ancaman predator merupakan factor-faktor penyebab penurunan populasi penyu. Selain itu, karakteristik siklus hidup penyu sangat panjang dan untuk mencapai kondisi stabil dapat memakan waktu lama sekitar 30-40 tahun.

Kondisi inilah yang menyebabkan semua jenis penyu di Indonesia berstatus dilindungi oleh negara sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Sementara itu secara internasional, penyu masuk ke dalam daftar merah (red list) di IUCN dan Appendix I CITES yang berarti bahwa keberadaannya di alam telah terancam punah sehingga segala bentuk pemanfaatan dan peredarannya harus mendapat perhatian secra serius.

Berangkat dari hal tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY mengadakan kegiatan Sosialisasi Gerakan Konservasi Ekosistem Kelautan dan Perikanan pada hari Kamis (10/10) di Kawasan Konservasi Wediombo dengan peserta seluruh Pokmaswas Pesisir dan Pemerintah Desa Kawasan Pesisir.

Dalam kegiatan tersebut, Kepala Seksi Pengendalian Penangkapan Bidang Perikanan Tangkap, Karim Akhmadi, S.Pi, juga turut menjadi narasumber dengan menyampaikan materi Peran Serta Masyarakat dalam Konservasi Penyu.

Karim Akhmadi menyampaikan bahwa masyarakat juga dapat berperan serta dalam konservasi penyu melalui pengamanan kawasan pantai peneluran penyu, pengawasan pantai peneluran penyu, pembinaan habitat (bersih pantai), penetasan penyu semi alami, penangkaran hingga pembuatan kawasan konservasi penyu serta menginisisasi gerakan konservasi penyu.

Disamping itu pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang jenis ikan yang dilindungi, membina dalam penggunaan alat tangkap ramah lingkungan terhadap nelayan, serta mendorong pembentukan kelompok dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya.

Di Kabupaten Gunungkidul sendiri sesuai Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 161/KPTS/2016 tetang Penetapan Pantai Sebagai Habitat Penyu di Kabupaten Gunungkidul terdapat 12 pantai sebagai habitat penyu yaitu Pantai Kayuarum, Kanigoro, Saptosari; Pantai Porok, Kemadang, Tanjungsari; Pantai Sanglen, Kemadang, Tanjungsari; Pantai Ngrumput, Ngestirejo, Tanjungsari; Pantai Watunene, Tepus, Tepus; Pantai Seruni, Tepus, Tepus; Pantai Wediombo, Jepitu, Girisubo; Pantai Jungwok, Jepitu, Girisubo; Pantai Greweng, Jepitu, Girisubo; Pantai Sedahan, Jepitu, Girisubo; Pantai Dadapan, Jepitu, Girisubo; dan Pantai Ngrokoh, Jepitu, Girisubo.