Berita

ACBH Sebagai Cara Penanganan Ikan yang Baik

Kamis, 23 Januari 2020

Seperti yang telah diketahui, komditas ikan segar merupakan bahan pangan yang memiliki banyak kelebihan. Salah satunya mengandung Asam amino esential (20 Asam Amino), Vitamin dan mineral (Vit. A, Vit. B, Vit. B6, Vit. B12, Fe, Yodium, Selenium, Zink, Flour), Asam lemak omega 3 (EPA dan DHA), Kandungan proksimat dan lain sebagainya.

Disamping itu, produk perikanan juga merupakan komoditi pangan yang berperan penting terhadap perekonomian nasional sebagai penghasil devisa negara, penyedia berbagai lapangan pekerjaan serta salah satu sumber protein bagi masyarakat.

Namun perlu diketahui pula, dibalik berbagai kelebihan tersebut produk perikanan juga memiliki kelemahan diantaranya daging ikan mudah rusak jika tidak ditangani dengan hati-hati, mudah membusuk (gizi berubah menjadi racun) dan juga rawan terhadap cemaran.

Berangkat dari hal itu, Dinas Kelautan dan Perikanan melaksanakan kegiatan Pembinaan Poklahsar yang menyasar pedagang ikan segar di Pantai Drini, Kamis (23/1) dengan menghadirkan narasumber untuk menyampaikan materi tentang Cara Penanganan Ikan yang Baik dari Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Yogyakarta.

Kasubsie Pengawasan, Pengendalian dan Informasi Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Yogyakarta, Haryanto, A.Md yang bertindak sebagai narasumber menyampaikan empat kiat penanganan ikan yang baik yang disingkat dengan ACBH.

A singkatan dari anyep atau dingin yang berarti penerapan rantai dingin harus dilaksanakan dengan benar. C singkatan dari cepat, penanganan ikan harus dilaksanakan secepat mungkin untuk menjaga kesegaran. B adalah bersih, kebersihan merupakan faktor utama dalam keamanan pangan dan yang terakhir adalah H yaitu hati-hati. Sifat daging ikan yang mudah rusak tadi harus ditangani dengan hati-hati.

Haryanto menyampaikan, dengan menggunakan empat kiat tersebut produk perikanan akan tetap terjaga kualitas dan kandungannya, sehingga keamanan pangan konsumen dapat terjamin.