Berita

Rakor Kegiatan Pelatihan/Magang Perbenihan (Bagian 1)

Jumat, 01 Februari 2019

Tingginya permintaan akan benih lele di Gunungkidul sebenarnya merupakan hal yang sangat menguntungkan bagi UPR atau pembenih lele di wilayah Gunungkidul. Akan tetapi tingginya permintaan tersebut tidak diimbangi dengan tingkat produksi benih lele yang ada, sehingga para pembudidaya (pembesaran) harus mendatangkan benih dari luar wilayah Gunungkidul. Dengan kata lain produksi benih lele di Gunungkidul belum bisa memenuhi kebutuhan pembudidayanya.

Hal tersebut tentunya merugikan bagi UPR atau pembenih dikarenakan pada dasarnya calon pembeli sudah ada hanya saja produksi benih tidak dapat memenuhinya.

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat produksi benih yang dihasilkan UPR atau pembenih di Gunungkidul. Faktor pertama adalah kualitas indukan. Banyak indukan yang dipakai UPR atau pembenih masih belum memenuhi standar dan tidak memiliki Surat Keterangan Asal Induk (SKAI). Hal ini tentunya sangat mempengaruhi benih yang dihasilkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dikarenakan tidak terjaminnya kualitas indukan.

Faktor kedua yaitu masih kurangnya pengetahuan UPR atau pembenih tentang cara pembenihan itu sendiri. Hampir seluruh UPR atau pembenih masih menggunakan metode tradisional dalam pembenihan. Mereka belum menggunakan cara dan teknologi terbaru agar dapat meningkatkan tingkat produksinya.

Faktor ketiga yang mempengaruhi rendahnya tingkat produksi adalah kurangnya jumlah maupun kualitas sarana pembenihan terutama kolam. Menurut standar kolam yang harus dimiliki pembenih minimal terdapat kolam indukan jantan, kolam indukan betina, kolam pemijahan, kolam pendederan, kolam indukan yang baru dipijahkan dan kolam grading. Persyaratan tersebut masih belum bisa dipenuhi oleh UPR atau pembenih dikarenakan faktor permodalan ataupun lahan yang terbatas sehingga UPR atau pembenih terpaksa melakukan beberapa proses pembenihan dalam satu kolam.

Permasalahan selanjutnya adalah faktor sumber daya alam. Seperti yang kita ketahui sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul masih mengandalkan tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Begitu pula UPR atau pembenih yang bertempat tinggal di daerah yang mengandalkan tadah hujan tersebut, mereka kesulitan untuk memaksimalkan produksi benihnya dikarenakan sulitnya mendapatkan air. Padahal air merupakan faktor utama dalam keberhasilan pembenihan.

Faktor lain yang juga penting adalah sulitnya mendapatkan pakan utama benih lele yaitu cacing sutra. UPR atau pembenih sering membeli cacing sutra dari daerah lain dengan harga tinggi demi memenuhi kebutuhan pakan tersebut. Tidak jarang mereka sampai tidak dapat cacing sutra sehingga pendederan mereka menjadi gagal.

Dari uraian di atas, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul menjawab permasalahan sekaligus peluang tersebut dengan mengagendakan kegiatan Pelatihan/Magang Perbenihan melalui Seksi Perbenihan dan Produksi Bidang Perikanan Budidaya.

Kegiatan yang akan dilaksanakan di akhir bulan Februari tersebut rencananya akan diikuti oleh 10 orang pembenih dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Menurut rencana lokasi Pelatihan/Magang Perbenihan berada di Balai Benih Ikan Mina Kencana, Ponjong. Adapun bahan ajar yang akan digunakan adalah calon indukan lele untuk dipelihara hingga siap dipijahkan dengan ilmu yang sudah didapat oleh peserta pelatihan/magang perbenihan nantinya.

Guna kelancaran kegiatan tersebut Kamis (31/01) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul melaksanakan rapat koordinasi yang dihadiri seluruh calon peserta. Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, drh. Krisna Berlian. Pesan yang disampaikan Kepala Dinas kepada calon peserta pelatihan/magang perbenihan agar memanfaatkan semaksimal mungkin kegiatan ini untuk menambah ilmu dan wawasan di bidang perbenihan.

Selain itu beliau juga menyampaikan peluang usaha yang sudah diuraikan pada bagian 1 bahwa bisnis pembenihan adalah bisnis yang cukup menjanjikan mengingat kebutuhan akan benih lele di Gunungkidul sangat besar dan belum bisa terpenuhi sepenuhnya.

Dengan adanya pelatihan/magang pembenihan ini diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan faktor-faktor permasalahan tadi sehingga UPR dan pembenih dapat memaksimalkan produksi mereka. Output dari kegiatan ini nantinya kebutuhan akan benih lele di Kabupaten Gunungkidul dapat terpenuhi atau paling tidak sebagian besar dipenuhi oleh UPR dan pembenih di wilayah Gunungkidul sendiri.