Belajar Pembenihan Ikan Cupang Skala Rumah Tangga
Ikan Cupang (Beta sp) sebagai ikan hias yang banyak diminati masyarakat, khususnya ketika pandemi. Jenisnya yang beragam serta warnanya yang cantik menjadikan ikan cupang ini menjadi primadona.
Saat melakukan seleksi induk untuk pembenihan, pilihlah induk jantan usia 4-8 bulan, sedangkan untuk induk betina pilihlah yang berumur lebih dari 5 bulan. Cara membedakan ikan cupang jantan dan betina adalah ikan cupang jantan memiliki gerakan lebih lincah, sirip dan ekornya melebar dan mengembang, tubuhnya lebih besar dari betina dan warna tubuhnya lebih cerah. Sedangkan ciri dari ikan cupang betina gerakannya lebih lamban, sirip dan ekornya lebih pendek, tubuhnya lebih kecil dan warnanya lebih gelap. Adapun untuk wadah pemijahan bisa menggunakan toples yang diisi air setinggi 10 sampai 15 cm. masukkan pula di dalamnya tanaman air seperti kapu-kapu, eceng gondok atau jenis lainnya untuk tempat berlindung. Biarkan wadah selama 1 sampai 2 hari agar siap digunakan.
Pada tahap pemijahan, masukkan ikan cupang jantan terlebih dahulu ke dalam wadah pemijahan lalu diikuti yang betina setelah gelembung terlihat dalam wadah. Tutup wadah dengan kertas atau simpan wadah di tempat yang terhindar dari suara bising karena ikan cupang sensitive saat kawin. Biarkan selama 12 sampai 24 jam, di mana waktu pemijahan biasanya berlangsung pada pagi atau sore hari. Sementara perlakuan pasca pemijahan adalah yang pertama angkat induk betina karena induk jantan akan memunguti telur yang sudah dibuahi dengan mulutnya dan meletakkannya di gelembung yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam kurang lebih satu atau dua hari, telur-telur tadi akan menetas menjadi burayak. Burayak yang baru menetas tidak perlu diberikan pakan karena masih ada nutrisi tersisa yang terbawa dalam telur.
Pada tahap pemeliharaan benih, setelah 2 hari, pindahkan burayak ke wadah pemeliharaan yang lebih luas, beri pakan alami berupa larva nyamuk dengan frekuensi 3 sampai 4 kali sehari. Ganti air secara berkala dan cek apakah terjadi penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah pemeliharaan. Jika tidak diperhatikan, tumpukan ini akan menimbulkan penyakit.
Sumber : Twitter @kkpgoid
Berita Terkait
- BPKIL KKP Periksa Bakteri Kebal Obat di Bejiharjo
- Surveillans Ikan Koi di Ndalem Joglo Kuwarasan
- Ikan Asin Gunungkidul Diuji Formalin
- Pokdakan Mina Muda Mandiri Ikuti Sekolah Lapang Penyakit Ikan
- DKP Serahkan Bahan Ajar Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar (PIWK)