Masuki Kemarau Panjang, Waspadai Munculnya Penyakit Ikan
Gunungkidul saat ini memasuki musim kemarau. Selain sumber daya air yang semakin terbatas, pembudidaya ikan juga dihadapkan pada permasalahan munculnya serangan penyakit yang berujung pada kematian ikan. Berdasarkan informasi petugas pengawas perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, awal September ini paling tidak ada 3 pokdakan berbeda lokasi yang mengalami permasalahan pada ikan lelenya. Ketiganya memiliki ciri yang sama, yakni ikan banyak yang mati pasca perut menggembung.
Kondisi ikan sakit bergejala perut menggembung identik dengan penyakit Motile Aeromonas Septicemia(MAS). Mulanya ikan kehilangan nafsu makan, terdapat luka-luka pada permukaan tubuh ikan, dan terkadang mengeluarkan darah apabila sudah parah, pendarahan pada insang ikan, perut membesar berisi cairan. Bila ikan memiliki sisik, biasanya sisik mulai lepas satu-per satu. Ciri lainnya yakni sirip ekor rusak dan berkurang. Apabila dilakukan pembedahan organ akan tampak kerusakan pada jaringan penyusun hati, ginjal dan limfa.
Menurut Profesor Kamiso H.N., wabah penyakit pada perikanan sering timbul berhubungan dengan musim. Pada saat musim kemarau, sekitar Juli sampai September, sering timbul berbagai penyakit yang bersifat endemik dan oportunistik. Contohnya Aeromonas hydrophila penyebab MAS, Pseudomonas sp. (BHS), Mycobacterium sp. (Mycobacteriosis), dan Ichthyophthirius multifilis (Ich). Hal tersebut disebabkan keterbatasan persediaan air sehingga kualitas air menurun serta bersamaan dengan rendahnya suhu air. Penurunan suhu udara akan menurunkan suhu air sehingga ikan menjadi stres, nafsu makan dan daya tahan tubuh menurun.
Berita Terkait
- UPP Mino Handayani, Solusi Modal Budidaya Ikan
- Pendederan Ikan Lele
- DKP Gunungkidul dan DIY Bina Pembudidaya Lobster Wonosari
- Pakan Semakin Mahal tapi Harga Ikan Tidak Naik ?
- Mina Salam Konsisten Budidayakan Lele dengan Sayuran