Cacing Sutra, antara Penyelamat dan Pencabut Nyawa
Cacing sutra atau cacing rambut (Tubifex sp.) adalah spesies cacing dari kelompok Nematoda yang banyak mendiami dasar perairan seperti danau, sungai dan saluran pembuangan yang berair mengalir. Cacing ini banyak dimanfaatkan sebagai pakan ikan air tawar yang kaya protein sehingga sangat baik untuk pertumbuhan larva ikan atau burayak ikan. Sepintas, cacing sutra terlihat seperti sekumpulan cacing kecil berwarna merah yang melambai-lambai di dasar air. Berdasarkan bentuk morfologinya, tubuhnya sangat kecil dan tipis dengan panjang hanya 10-30 mm saja. Cacing ini juga memiliki saluran pencernaan berupa celah kecil mulai dari mulut hingga anus. Karena tubuhnya sangat kecil, hewan ini tidak memiliki insang dan bernapas dengan menggunakan permukaan tubuhnya.Sebab itu cacing ini suka membuat tabung pada permukaan lumpur dan bagian ekornya keluar melambai-lambai untuk memperoleh sirkulasi udara.
Cacing sutra adalah hewan yang bersifat hermaprodit yaitu setiap individunya memiliki organ jantan dan betina sekaligus. Organ ini melekat pada sisi perut dan memiliki waktu kematangan seksual berbeda sehingga fertilisasi sendiri sangat jarang terjadi. Tubuhnya mengandung kira-kira 57 % protein dan 13 % lemak, sebab itu cacing ini banyak digunakan sebagai pakan ikan air tawar terutama jenis ikan hias dan ikan lele.
Pengelola Posikandu Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gunungkidul, drh. Nurwahyudi, mengatakan bahwa di luar kegunaan dan manfaat cacing sutra bagi larva ikan, cacing sutra disinyalir menyimpan ancaman penyakit bagi ikan. Kami beberapa kali memeriksa sampel cacing sutra dari pembenih ikan, kebanyakan memang tidak ditemukan penyakit dalam hal ini parasit ikan, yang menempel pada cacing sutra. Namun, kami pernah menemukan Tetrahymena sp., yakni parasit yang biasa menginfeksi ikan pada stadia larva. Tidak menutup kemungkinan, ada juga parasit lain yang juga terbawa oleh cacing sutra. Parasit-parasit bawaan cacing sutra ini ibarat bom waktu. Jika tidak diwaspadai dan diantisipasi, dalam waktu beberapa hari ke depan pasca penggunaan cacing tersebut akan muncul kasus kematian benih ikan secara beruntun, bahkan massal. Penyebabnya karena infeksi parasit dalam taraf yang akut. Jadi, sebaiknya kita sterilkan dulu cacing sutra sebelum diberikan ke larva ikan, jelas Yudi.
Berita Terkait
- UPP Mino Handayani, Solusi Modal Budidaya Ikan
- Pendederan Ikan Lele
- DKP Gunungkidul dan DIY Bina Pembudidaya Lobster Wonosari
- Pakan Semakin Mahal tapi Harga Ikan Tidak Naik ?
- Mina Salam Konsisten Budidayakan Lele dengan Sayuran