Saponin dalam Teh dapat Membunuh Ikan Predator atau Kompetitor di Kolam Budidaya Ikan
Keberadaan ikan-ikan liar yang tidak diharapkan dalam kolam pendederan (nursery pond) dan kolam pembesaran merupakan salah satu faktor yang membahayakan dalam budidaya. Pada masa 1-2 bulan pemeliharaan pada budidaya udang/bandeng di tambak tradisional, merupakan masa-masa yang rentan terhadap gangguan. Sehingga keberadaan ikan-ikan pemangsa atau predator di tambak dalam jumlah yang cukup besar dapat menjadi salah satu faktor gagalnya panen pada tambak tradisional. Hal ini dikarenakan kondisi hewan yang dibudidayakan masih muda atau masih berupa bibit benur/nener yang kondisinya lemah sehingga mudah dimangsa oleh hewan-hewan pemangsa yang lebih besar. Umumnya beberapa ikan pemangsa yang masuk ke tambak tumbuh lebih cepat dibandingkan bibit ikan yang dibudidayakan (bandeng). Selain ikan predator, ikan-ikan pesaing atau kompetitor seperti lundu/keting, sepat, nila liar, dan lainnya bisa menyebabkan menurunnya tingkat produksi ikan budidaya.
Biji tanaman teh (The sinensis) mengandung saponin 10-13% sehingga penggunaannya sebagai racun disarankan sebanyak 15-18 kg/ha. Tepung biji teh mempunyai kandungan saponin lebih rendah sehingga dosis harus lebih besar sekitar 150-180 kg/ha. Selain digunakan sebagai pemupukan juga dapat dilakukan sebagai racun membunuh predator atau pesaing makanan dikolam. Sebelum dicampurkan biji teh dikeringkan atau digiling halus. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal bungkil teh direndam selama semalam, airnya tak perlu disaring karena sisa bijinya dapat sebagai pupuk.
Berita Terkait
- UPP Mino Handayani, Solusi Modal Budidaya Ikan
- Pendederan Ikan Lele
- DKP Gunungkidul dan DIY Bina Pembudidaya Lobster Wonosari
- Pakan Semakin Mahal tapi Harga Ikan Tidak Naik ?
- Mina Salam Konsisten Budidayakan Lele dengan Sayuran