Tembakau Atasi Keong Trisipan dan Cacing Polychaeta
Trisipan merupakan hama utama yang sangat mempengaruhi kesuburan tambak dan pertumbuhan klekap. Hewan ini adalah organisme asli (native) yang secara alami hidup dan berkembang biak di daerah rawa-rawa bakau di tepi pantai. Karena habitat alaminya sangat menunjang kehidupan trisipan maka hewan ini sulit sekali diberantas.
Trisipan, ikan-ikan liar, dan udang-udang liar tidak hanya merusak dasar tambak dan menghambat pertumbuhan klekap, tetapi juga turut mengkonsumsi oksigen dalam air tambak sehingga dapat mengganggu kehidupan komoditas budidaya secara langsung serta pembawa penyakit tertentu. Pada era tahun 80-an trisipan, ikan-ikan liar, dan udang liar diberantas dengan menggunakan triphenyltin (TPT) moluscide (anti hama moluska) dan Brestan. Tapi karena bahan kimia tersebut berbahaya bagi manusia dan dapat merusak kesuburan tanah tambak, maka penggunaannya pun dilarang, sehingga perlu mencari alternatif pengganti yang aman.
Tembakau (Nicotiana tabcum L) mengandung bahan beracun yang disebut nikotin. Konsentrasi tertinggi terdapat pada ranting dan tulang daun. Kandungan lain adalah saponin, alkaloid, flavanoid, dan polifenol. Umumnya yang digunakan adalah daun tetapi agar lebih praktis pembudidaya biasanya menyertakan batangnya. Tembakau efektif untuk memberantas hama, seperti cacing polichaeta, atau trisipan. Daun digunakan langsung atau dihaluskan terlebih dahulu, cara lain dikeringkan terlebih alu di haluskan menjadi bentuk tepung. Dosis yang dianjurkan 300-400 kg/ha luas kolam. Teknisnya, air dikurangi hingga tersisa kedalaman 5-10 cm, selanjutnya serbuk ditebar secara merata keseluruh permukaan kolam.
Berita Terkait
- UPP Mino Handayani, Solusi Modal Budidaya Ikan
- Pendederan Ikan Lele
- DKP Gunungkidul dan DIY Bina Pembudidaya Lobster Wonosari
- Pakan Semakin Mahal tapi Harga Ikan Tidak Naik ?
- Mina Salam Konsisten Budidayakan Lele dengan Sayuran