Pelatihan di Telaga Suci, Kepek, Saptosari : Aklimatisasi Benih Harus Dilakukan
Manajemen benih pada budidaya di telaga harus dilakukan dengan benar. Hal ini dikarenakan sebagian besar bahkan hampir seluruh pembudidaya ikan di telaga menggunakan benih ikan yang berasal dari lokasi yang relatif jauh dari telaganya.
Jika manajemen benih tidak dilakukan dengan benar akan sangat berpengaruh pada tingkat kematian atau mortalitas benih. Tingkat kematian benih yang tidak ditangani dengan benar biasanya lebih tinggi.
Salah satu dari sekian cara penanganan benih adalah proses aklimatisasi. Aklimatisasi benih ikan adalah waktu yang diperlukan oleh benih ikan untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan asal benih dengan lingkungan baru dalam hal ini telaga. Suhu air, keasaman (pH) kadar oksigen air, tingkat kekeruhan air di lingkungan asal benih tentu saja berbeda dengan telaga yang menjadi lingkungan barunya. Maka dari itu proses aklimatisasi benih mutlak diperlukan.
Pada materi manajemen benih dan pakan pada Pelatihan Budidaya di Telaga Suci, Kepek, Saptosari yang disampaikan oleh koordinator pengawas perikanan, Ariffiana Alfath Mudatsir, S.Pi, diperoleh keterangan bahwa pengelola telaga belum benar dalam melakukan aklimatisasi benih.
“Kenapa benih yang kita tebar banyak yang mati padahal kita sudah beli di tempat pembenihan yang sudah memenuhi standar pembenihan?” tanya salah seorang pengelola telaga.
“Bagaimana proses penebaran benih dari wadah?” jawab narasumber.
“Ya kita cepat-cepat masukkan ke telaga. Masudnya biar cepat masuk air” jawab pengelola.
Dari keterangan tersebut bisa disimpulkan proses aklimatisasi belum dilakukan. Narasumber kemudian menjelaskan benih perlu proses aklimatisasi. Untuk budidaya berikutnya diharapkan agar manajemen benih dilakukan dengan benar sehingga tingkat kematian benih dapat diminimalisir.
Pengelola Telaga Suci, Kepek, Saptosari sendiri sudah 5 tahun melakukan budidaya telaga. pengelolaan dilakukan seperti pengelolaan telaga pada umumnya yaitu dilakukan pemanenan dengan cara dipancingkan dengan tiket berbayar. Pendapatan dari pengelolaan telaga tersebut sudah dapat digunakan untuk banyak kegiatan kemasyarakatan dan sebagian untuk renovasi telaga.
Berita Terkait
- BPKIL KKP Periksa Bakteri Kebal Obat di Bejiharjo
- Surveillans Ikan Koi di Ndalem Joglo Kuwarasan
- Ikan Asin Gunungkidul Diuji Formalin
- Pokdakan Mina Muda Mandiri Ikuti Sekolah Lapang Penyakit Ikan
- DKP Serahkan Bahan Ajar Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar (PIWK)